Jumat, 05 Juni 2009

Pentakosta

Pdt. Rudy Pranoto

31 Mei 2009

Kisah Para Rasul 1:1-14

Dalam dunia ini banyak hal yang kurang dimengerti oleh murid-murid, bahkan merekapun tidak menyangka bahwa Kristus akan bangkit. Tuhan sudah berulang kali memberitahukan kepada murid-murid-Nya namun mereka terus gagal menangkap. Seringkali kita mendengar Firman, namun kita sudah memiliki pengertian dan kepentingan sendiri. Mereka pikir Tuhan gagal, Dia telah mati namun Tuhan memakai wanita (yang kurang dihargai) untuk menjadi saksi kebangkitan. Hal ini membuktikan Tuhan berdaulat, dan Dia berhak untuk memakai siapapun yang Dia mau, ketika Dia mau memakai kita jangan kita take it for granted (memandang sepele); jangan menyia-nyiakan, belum tentu Dia mau terus memakai kita. Kita harus belajar untuk menghargai anugerah Tuhan. Mungkin Petrus dan Yohanes tidak iri kepada Maria, namun mereka tidak percaya ketika Maria mengatakan bahwa dia telah melihat Tuhan (yang sudah bangkit), mereka tidak percaya sebab mungkin mereka pikir mereka itu eksklusif, mereka adalah murid-murid terdekat Tuhan Yesus semestinya mereka yang menyaksikan lebih dahulu bila Dia bangkit. Thomas bahkan perlu bukti dahulu sebelum dia percaya, dia ragu terlebih dahulu dan bergumul sebelum akhirnya menjadi percaya, orang seperti ini tidak dibuang oleh Tuhan. Namun ada jenis keraguan kedua, keraguan yang berbeda dengan keraguan Thomas, yaitu keraguan yang semakin membawa orang kepada ketidak percayaan, ketika mereka ragu, mereka sudah memutuskan untuk tidak percaya, orang seperti ini dibuang oleh Tuhan. Dalam Mrk 9:24 ada kalimat yang unik, “aku percaya tolonglah aku yang tidak percaya ini”. Dia mau untuk percaya tetapi dia tidak sanggup untuk percaya, mereka adalah orang yang rendah hati. Orang yang rendah hati tahu bahwa dirinya tidak bisa percaya. Yang menggerakkan orang untuk percaya adalah Tuhan. Roh Kudus berperan sangat penting. Ada 2 ekstrem dalam gereja, yang pertama mengatakan bahwa Roh Kudus hanya datang sekali dalam sejarah, yang kedua, tiap Petnakosta meminta untuk Roh Kudus turun lagi; mereka meminta jemaat untuk membersihkan hati, karena jika hati kurang bersih maka Roh Kudus tidak mau turun dan masuk dalam diri kita.

Keduanya salah, peristiwa Petnakosta hanya terjadi sekali, namun hal itu tidak berarti bahwa kita tidak perlu bergumul untuk dipenuhi Roh Kudus. Tuhan sering mengajar mengenai konsep kerajaan Allah yang nda dimengerti oleh orang-orang Yahudi. Ketika Dia datang, Dia merepresentasikan (mawakili atau menggambarkan) kehadiran Allah yang sempurna, Dia juga merepresentasikan manusia yang taat sempurna kepada Allah. Dan hal itu memberikan gambaran yang utuh mengenai Kerajaan Allah. Kerajaan Allah adalah kita sebagai hamba-hamba-Nya taat kepada Bapa sorgawi. Kerajaan Allah berbicara mengenai ketaatan yang penuh. Disini kita melihat paham transendensi. Kalau Dia Raja maka kita adalah hamba. Hal ini bukan berbicara bahwa bila Dia Raja maka kita adalah anak Raja. Yang pertama (Dia Raja dan kita adalah hamba), berbicara mengenai kewajiban, namun yang kedua (Dia Raja dan kita anak Raja) terus menuntut hak. Bagi orang yang mengerti, mereka akan menunt diri untuk bekerja dan taat bagi Tuannya. Sama-sama mengaku Yesus adalah Raja bisa memiliki 2 konsep yang sangat berbeda.

Disini dikatakan mengenai dibaptis dalam Roh Kudus. Waktu Yohanes Pembaptis mengatakan mengenai hal ini, dia berbicara mengenai kapak dan api, hal ini adalah mengenai penghakiman. Banyak gereja yang tidak suka berbicara mengenai penghakiman, mereka takut kehilangan jemaat. Yohanes Pembaptis adalah orang yang sangat tajam dalam menegur, namun hatinya sangat rindu untuk menaati Allah. Berbicara mengenai kapak, berarti berbicara mengenai pemisahan. Api dimaksudkan sebagai penghukuman, namun juga berarti sebagai pemurnian iman. Kita perlu untuk mengalami banyak sengsara dalam pendewasaan iman untuk mendapatkan kemurnian. Berlian hanyalah karbon, yaitu karbon yang ditekan dengan kekuatan yang sangat besar sehingga bisa berkilau. Proses pemurnian ini sangat penting, bukan sekedar jalan keluar atau hasil akhirnya. Setiap saat Tuhan membentuk kita dan saat pembentukan itu adalah saat yang indah. 1 Kor 10:13 sangat indah, pencobaan mungkin tidak hilang, namun kita diberikan kekuatan untuk menanggungnya.

Roh Kudus yang bisa membuat kita menjadi orang-orang yang penuh kemenangan. Kita tidak menanti Roh Kudus turun lagi, namun kita menantkan kepenuhan Roh Kudus. Waktu kita mengalami banyak pencobaan, kita mungkin bisa lelah, dalam kondisi seperti ini kita belajar untuk menanti dan belajar untuk menjadi semakin tekun. Mananti memiliki pengertian mengasihi. Orang yang tidak menanti Kristus berati tidak mengasihi Dia. Pekerjaan Roh Kudus adalah membaptis dan memberikan kuasa yang besar. Tanpa Dia pelayanan kita hanya akan menjadi pelayanan yang sangat kering.

Murid bertanya maukah Tuhan memulihkan Israel, namun bagi Tuhan yang penting bukan mengetahui kapan waktunya, namun yang diperlukan adalah bagaimana menunggu. Banyak orang Kristen ingin mengetahui masa dan waktu, banyak orang ingin mencari kehendak Tuhan hanya karena semangat egois yang takut salah. Namun Tuhan menekankan mengenai ketekunan untuk menunggu. Kepenuhan kuasa dikaitkan dengan bersaksi. DL Moody dalam buku Secret Power mengakhiri dengan witnessing in power. Agar berita dan kesaksian kita powerful kita perlu untuk dipenuhi Allah Roh Kudus. Kesaksian itu keluar, menjadi kesaksian bagi semua bangsa. Gayanya bukan centrifugal (kedalam) namun centripetal (keluar). Mari kita menggumulkan hal ini dengan serius, Allah Roh Kudus turun agar kita menjadi saksi keluar, dan kita menantikan seluruh orang percaya benar-benar genap dikumpulkan, dan Tuhan Yesus akan datang kembali. Tugas bagi kita sementara kita menyongsong adalah terus memberitakn Injil.

(Ringkasan khotbah ini sudah diperiksa oleh pengkhotbah – KK)

GOD be praised!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar