Sabtu, 30 Mei 2009

Hal Kerajaan Sorga - Perumpamaan tentang Talenta

Pdt. Rudy Pranoto

Matius 25:14-35; Lukas 17:20,21

24 Mei 2009


Perikop yang kita baca ini berhubungan dengan perikop sebelum dan sesudahnya. Dalam kitab Injil, kita percaya penulis memiliki alur tertentu, kita tidak harus mengertinya secara kronologis; penulis Injil meletakkan susunannya secara berbeda-beda, jadi yang penting adalah bagaimana mereka menyusun alurnya. Perikop ini merupakan bagian dalam khotbah tentang akhir zaman. Ketika kita berbicara mengenai perumpamaan, Tuhan Yesus tidak memberikan definisi, tanda-tanda lahiriah, keterangan lokasi dsb. namun Dia menjelaskan pengertian didalam perumpamaan. Yesus berkata pada waktu mereka mendengar orang percaya akan makin paham dan sebaliknya bagi orang yang tidak percaya akan semakin tidak mengerti, disini ada penggenapan dari nubuat Yesaya. Orang yang melihat namun tidak melihat, mendengar namun tidak mengerti. (Yes 6: 9-10). Yang mengerti hanyalah gereja Tuhan, tubuh Kristus yang sejati. Bagi kita, perumpamaan semakin membuat kita mengerti. Kerajaan Allah memberikan definisi dalam hidup kita bukan kita mendefinisikan kerajaan Allah.

Disini sang tuan memanggil hamba-hambanya dan dipercayakan kepada mereka 5 talenta, 2 talenta, dan 1 talenta. Mengapa berbeda-beda, sepertinya Tuhan kurang adil, namun dalam ayat 15 kita melihat bahwa mereka diberi masing-masing menurut kesanggupannya. Tuhan bukan tidak adil, namun Dia mengetahui takaran yang tepat bagi seseorang. Dalam pelayanan, kita harus mengerti bahwa Tuhan mengerti takaran kita, dan kita juga harus mengerti takaran kita sendiri, sehingga kita tidak iri atau minder. Pemikiran bahwa Tuhan tidak adil membuat hamba ini merasa iri.

Komentar terpanjang justru diberikan oleh hamba yang ke 3. Hamba ke 3 hanya diberi komentar apa sebabnya dia melakukan sedemikian. Yaitu karena ada satu konsep pengenalan yang salah akan Tuhan. Tuan adalah tuan yang kejam, kata hamba yang ke 3. Kita perlu untuk memiliki pengenalan akan Tuhan yang benar. Dalam 2 Korintus Paul berkata mengenai Yesus yang lain, dalam Galatia dia berkata mengenai Injil yang lain, seringkali kita membaca Injil namun salah. Itulah sebabnya hamba ke 3 ini tidak sanggup menerima keberadaan diri yang hanya menerima 1 talenta, dia menjadi malas-malasan (sebuah dosa yang berbahaya), dan memendam talentanya. Inilah sebabnya pengajaran yang benar sangatlah penting, pengertian yang salah akan Allah sangat bahaya, semakin giat semakin jauh kita dari Tuhan. Seorang yang punya kuda yang sangat kuat lalu pergi ke arah yang salah, maka dia akan semakin jauh dari tempat yang semestinya. Dengan pengertian yang salah akan Allah, maka semakin giat semakin berbahayalah kita, sebaliknya orang yang punya pengertian yang benar semestinya tidak loyo, namun makin giat; namun sekarang semuanya terbalik. Orang-orang saksi Yehuwa, orang-orang Mormon sangat giat, sementara orang-orang yang doktrinnya benar, tidak bekerja giat bagi Allah. Padahal pengertian yang benar itu menjadi penggerak dalam pelayanan yang benar. Paulus sangat giat, ketika dia belum bertobat dia menganiaya orang Kristen dan dia merasa bahwa dia berbakti kepada Allah. Semakin giat semakin dia jauh dari Tuhan, dan secara ironis ternyata dia tidak mengenal Allah sehingga harus bertanya “siapakah Engkau Tuhan???”. Pengenalannya yang benar terus dibentuk Allah, sehingga dia berkata “Aku tau siapa yang kupercaya.” ketika dia mengenal Allah yang benar, diapun bekerja giat bagi kemuliaan Allah. Pengenalan yang benar akan Allah sangatlah penting. Ada lagu berkata trust and obey (percaya dan taat), selain itu kita juga perlu pengenalan (understanding) yang benar. Hamba ke 3 berpikir bahwa Allah mau mencari untung, dia merasa bahwa dirinya akan dieksploitasi oleh Tuhan, sesungguhnya ketika kita bisa pelayanan bukan Tuhan mengeksploitasi kita, namun sebaliknya itu adalah anugrah yang besar bagi kita. Dia takut diperalat, takut rugi. Dia takut tersisih, takut tidak mendapat pengakuan dan dia pikir bahwa tuannya tidak akan segera datang sehingga dia juga tidak merasa perlu untuk giat bekerja. Dalam 1 Yoh 4 dikatakan bahwa adanaya ketakutan menunjukkan bahwa dia tidak mengasihi Allah. Hamba pertama dan kedua bekerja dengan setia dalam mengelola talenta yang dipercayakan, karena mereka memiliki pengenalan yang benar akan tuannya. Hal itu mempengaruhi etos kerja seseorang. Pengertian yang benar akan membawa pengaruh dlm hidup kita sehari-hari.

Tuan itu sebenrnya sangup bekerja sendiri, namun hamba ke 3 (secara salah) mengerti bahwa sang tuan mau mengeksploitasi dirinya. Ketika Tuhan mempercayakan suatu hal kepada kita, hal itu justru menunjukkan keagungan Tuhan. Yang maha kuasa mempercayakan kepada kita yang tidak layak untuk dipercayai. Ketika mempercayai manusia, Tuhan meresikokan Diri dan pekerjaan-Nya kepada manusia yang tidak layak. Kita susah untuk mempercayakan hal yang penting kepada pembantu yang sulit untuk dipercaya, atau yang cenderung untuk gagal. Kalau kita memberi kepercayaan kepada orang yang sangat bodoh, hal ini justru merupakan kepercayaan bukan eksploitasi, ini adalah anugrah bukan pemerasan. Kita memiliki resiko yang sangat besar untuk gagal namun Tuhan tetap mempercayakan ini adalah anugrah yang besar. Hamba pertama dan kedua menyadari hal itu adalah hak istimewa, inilah yang membedakan ke 2 jenis hamba ini. Pdt. Stephen Tong sering menyatakan no one comes to help, no one comes to contribute, but everybody comes to learn and to serve (tidak ada yang datang untuk menolong atau untuk berkontribusi, namun semua datang untuk belajar dan melayani). Dlm ay 16 kita meliaht ada kata “segera”, mereka menangkap itu sebagai anugerah yang luar biasa, disini ada urgensi ada suatu perasaan yang mendesak, dan ketika ini dikaitkan dengan konteks akhir zaman, kita memahami bahwa waktu tidak banyak lagi. Artinya kita akan mengerjakan bagian kita dengan setia.

Pengharapan akan akhir zaman, membuat kita semakin hati-hati dan giat dalam hidup ini, waktu yang didalamnya kita hidup tidak pernah berulang, orang yang sadar bahwa hidup cepat berlalu, secara tidak langsung akan termotivasi untuk mengerjakan sebaik mungkin talenta yang dipercayakan. Karena itulah Paulus berkata, tebuslah waktumu. Ada orang membagi tahap-tahap dalam hidup sedemikian: bermain, bersekolah, bekerja, berkarir, dan tahap pelayanan kita letakkan paling belakang. Kalau bisa 15 menit sebelum meninggal baru kita bertobat, kita melihat biasa orang menjadi lebih religius waktu mau mati. Ada seorang yang mau besuk ke orang sakit lalu mencari buku untuk diberi kepada orang yang sakit itu, tukang buku menyatakan buku rohani saja, buku rohani dipakai untuk orang-orang yang mau mati saja. Jangan sampai kita terlambat, waktu kita singkat, penyesalan di dalam neraka sama sekali tidak berguna. Banyak hamba Tuhan terus melayani sampai tua karena adanya kesadaran eskatologis. Orang yang masih muda sering suka untuk menunda, ketika kesadaran eskatologis datang, kita akan mengecap relatifitas waktu. Ay 19. lama setelah itu. Namun kedua hamba yang pertama menganggap itu singkat, karena itu mereka segera pergi dan menjalankan talenta tersebut. Orang yang mengerti me-manage waktu, hidupnya akan berbeda. Apa yang kita lakukan ketika diketahui bahwa hidup kita tinggal 1 hari, apa yang akan kita lakukan??? Makan minum dan manfaatkan hari terakhir ini??? Atau kita akan penginjilan, pelayanan segiat mungkin??? Kalau mau pelayanan segiat mungkin, apa alasan kita??? karena selama ini tidak pernah pelayanan??? Agustinus mengatakan kalau Tuhan akan datang besok, dia mengatakan bahwa dia tetap akan menanam jagung, dia tidak mendadak bertobat, karena setiap hari dia jalani dengan sangat serius, dia memiliki kesadaran eskatologis.

Ada kontras dari komentar sang tuan terhadap hamba 1, 2 dan yang ke 3. Baik kontras jahat, dan setia dikontraskan dengan malas. Orang yang tidak setia tidak tentu menghujat Tuhan, namun dia malas. Ketidak setiaan menyatakan diri dalam bentuk malas; ketika kita tidak maksimal untuk Tuhan, kita tidak setia. Hamba ketiga ini tidak boros seperti anak yang hilang, 1 talenta itu 6000 dinar, upah sehari kerja itu adalah 1 dinar, jadi 1 talenta adalah jumlah yang sangat besar.

Dia berdiam diri, takut salah, tidak beriman dan tidak mengasihi; waktu Tuannya kembali dia dgn percaya diri mengembalikannya. Disini kita melihat stagnasi/ keberhentian rohani, ini sangat berbahaya, tidak bertumbuh dalam pengenalan, dalam kerendahan hati, dalam kesetiaan. Kita harus bertumbuh dan berubah makin seperti Kristus. Kita perlu mengenal talenta yang diberikan kepada kita dan kita perlu bertanggung jawab dan mengerti tempat kita. Kalau kita tidak tahu tempat kita, kita cenderung akan sangat suka mengritik orang laen, bukan untuk membangun namun sebagai kompensasi karena dia tidak tahu apa yang harus dikerjakan. Siapapun kita, sudah diberi talenta oleh Allah, minimal 1 talenta, mari kita kenal diri kita, mengerti apa yang harus kita lakukan.

(Ringkasan khotbah ini sudah diperiksa oleh pengkhotbah-KK)

GOD be praised!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar