Rabu, 20 Mei 2009

Gadis-gadis bijaksana dan gadis-gadis bodoh

Pdt. Rudy Pranoto

3 Mei 2009

Mat 25:1-13


Injil Matius banyak membahas mengenai kerajaan Sorga. Dalam teks yang kita baca, kerajaan sorga dikaitkan dengan akhir zaman. Ini merupakan satu poin yang penting, yaitu hendaklah kamu berjaga-jaga. Perumpamaan ini didahului dengan perumpamaan mengenai hamba yang setia dan hamba yang jahat, dan diikuti dengan perumpamaan mengenai talenta dan penghakiman terakhir. Perumpamaan-perumpamaan ini memiliki tekanan yang semakin memuncak. Pertama, Yesus memperingatkan orang-orang yang berbiuat jahat, artinya mereka digambarkan sebagai orang-orang yang melampiaskan nafsunya. Pada waktu melakukannya, mereka menantang orang lain dan menolak nasehat, orang-orang seperti ini akan dibinasakn. Mereka terang-teranganan melakukan kejahatan ini, dan mereka akan dibuat senasib dengan orang-orang munafik. Meski mereka tidak munafik, mereka tetap dihukum atas kejahatan mereka. Hypocrites sebenrnya memiliki pengertian yang positif. Dalam dunia film, orang yang memerankan sebuah peran orang lain dalam sebuah skenario disbut hypocrites. Makin dengan baik dia memerankan peran orang lain, dia akan mendapatkan penghargaan (Oscar dsb.) Namun ketika hal itu diterapkan dalam hidup sehari-hari dimana mereka berpura-pura mereka menjadi orang lain, menampilkan yang berbeda dengan dirinya sendiri, maka hal itu menjadi negatif. Orang-orang yang digambrkan dalam perumpamaan hamba yang jahat ini tidak munafik, mereka terang-terangan melakukn kejahatannya.

Hukuman dalam perumpamaan yang kita baca hari ini adalah diberikan kepada mereka yang tidak mempersiapkan diri. Keliatannya mereka “hanya” tidak mempersiapkan diri dengan baik; mereka tidak berlaku jahat, seperti pada perumpamaan hamba yang jahat. Seolah kesalahan mereka kecil sekali; mereka sekedar terlambat. Lalu pada perumpamaan talenta, hamba yang ke 3 ini binasa, padahal dia sungguh pakai perhitungan, dan dia jujur, mengembalikan seluruhnya yang diberikan. Dia dihukum karena dia tidak berbuat apa-apa, dan Firman Tuhan menyebutnya sebagai hamba yang jahat, dalam Yakobus 4:17 dikatakan bahwa orang seperti itu telah melakukan dosa, yaitu dosa pasif. Kita harus melihat secara utuh, ada hal yang kita anggap biasa, padahal hal tersbut bisa mendatangkn kebinasaan. Pada penghakiman terakhir, ada orang yang dihakimi karena tidak mengasihi sesamanya. Kita melihat ada peningkatan, dari kejahatan yang paling jahat hingga yang paling remeh, namun dihadapan Tuhan dosa tersebut tetap dihakimi oleh Tuhan. Sekecil apapun dosa dihadapan Tuhan, dia membutuhkan pengampunan Allah. Siapa gadis-gadis yang digambarkn disini??? Kita melihat orang-orang Kristen secara fenomenal (gereja yang kelihatan). orang-orang Kristen yang pergi ke gereja, sudah dibaptis, melayani dsb. Namun ternyata tidak semua mereka adalah Kristen sejati. Alkitab menekankan adanya lalang dan gandum; kambing dan domba. Dalam membaca perumpan, kita harus melihat inti cerita. Gadis-gadis disini adalah hamba, karena mereka memanggil mempelai sebagai tuan. Tuhan bukan menghina orang yang kurang dalam kecerdasan (bodoh), dan menghargai orang yang memiliki IQ tinggi, semua ini (bodoh atau pandai) bukan masalah dihadapanTuhan. Dihadapan Allah, setiap orang yang tidak menghargai Firman Tuhan adalah orang bodoh, inilah bodoh yang dimaksud disini. Bodoh berarti sikap yang tidak mau diajar oleh Firman Tuhan, sementara bijaksana adalah orang yang belajar dan melakukan Firman. Dalam perumpamaan ini, bodoh berarti tidak mempersiapkan diri dengan baik; bodoh bukan berati pengetahuannya sedikit, bijaksana bukan berarti banyak sekali pengetahuan, namun mereka mempersiapkan diri dgn baik. Kita melihat disini ketekunan orang-orang kudus. Setiap orang yang dipilih Tuhan sebenarnya mereka dipilih untuk disempurnakan seperti Kristus, mereka akan terus disucikan.

Apa artinya pelita dan minyak??? Ada yang menafsirkan ini Roh Kudus, namun sesungguhnya minyak adalah minyak. Kita tidak perlu mengartikan setiap detail dalam perumpamaan ini, baik angka-angka dsb. Agar kita tidak jatuh dalam penafsirkan alegoris yang salah (Contoh: Orang bongkok dilihat sebagai orang yang tidak pernah meliat keatas, sehingga diartikan tidak melihat Allah dsb). Tuan ini terlambat datang, hal ini bukan berarti Tuhan terlambat. Kita sering menafsirkan Tuhan berdasarkan kacamata dunia, seolah-olah Dia akan datang pada jam ini, tanggal ini dsb. Ketika Tuhan datang, itulah saat Tuhan mengakhiri waktu. Ada orang yang mengatakan bahwa Tuhan Yesus tidak akan datang menurut waktu yang kita pikirkan sebab Dia itu tidak dikurung (supra) waktu. Kalau terkadang kita mengerti Tuhan datang terlambat, berarti Tuhan dikurung oleh waktu. Bahaya sekali kalau kita mereka-rekakan Tuhan seperti pikiran kita dan itu kita anggap sebagai Tuhan yang sesungguhnya sehingga kita menyembah tuhan yang salah. Paulus ketika bertemu Tuhan bertanya siapakah engkau Tuhan??? dia gagal mengerti Tuhan yang asli. Seringkali muncul bentuk Tuhan tertentu dalam benak kita, Tuhan yang menolong, Tuhan yang seperti kehendak kita. Namun Tuhan itu adalah Tuhan yang berdaulat. Tuhan yang berdaulat ini mendatangkan yang baik, bukan menurut versi kita namun menurut versi Tuhan sendiri. Tuhan tidak perlu mencocokkan waktu-Nya dengan manusia. Seolah Dia datang terlambat; minggu lalu saya berkhotbah bahwa Yesus sengaja datang seolah-olah “terlambat”, namun dalam kondisi demikian Dia justru menunjukkan bahwa Dialah Tuhan yang mengatasi waktu. Ay 13 mengatakan bahwa kita harus berjaga. (Lazarus dibangkitkan, Yoh 11)

Ketika pengantin itu terlambat, mereka berdua melakukan hal yang sama, mereka keduanya tertidur. Secara fenomenal kita tidak berbeda dengan orang-orang yang tidak percaya; kita juga mengalami sakit, lapar, lelah dsb. Namun kita sudah dipisahkan. Namun meski sama-sama tertidur, mereka sama sekali berbeda. Ketika mempelai datang, mereka juga sama-sama bangun dan membereskan pelita masing-masing, sampai disini mereka masih sama. Naumn pada ay 8 dan 9 kita melihat perbedaannya; para gadis bodoh tidak siap. Namun gadis bodoh meminta kepada gadis-gadis yang bijaksana dan gadis bijaksana menolaknya; apakah ini berarti mereka pelit dan egois??? Bukan, disini berarti bahwa setiap orang secara pribadi harus bertanggung jawab dihadapan Tuhan, tanggung jawab ini tidak bisa dipindah tangankan kepada orang lain. Bila kita terus menopang dan membantu orang lain dalam segala hal, hal tersebut justru akan melumpuhkan orang yang kita bantu, selain itu tidak ada orang yang mampu untuk menanggung segala tanggung jawab semua orang. Gadis-gadis bodoh itu pergi untuk mempersiapkan minyak, dan pada saat itulah mempelai datang. Mereka tidak siap. Banyak orang berpikir bahwa masih senantiasa ada waktu untuk bertobat. Yang lebih konyol adalah mereka merasa mengenal tuannya. Tuannya berkata bahwa dia tidak mengenal mereka. Celaka bila kita berpikir bahwa kita mengenal Tuhan tetapi sesungguhnya Tuhan tidak mengenal kita. Kalau kita diberi angket, siapa Tuhan menurut kita, apa jawaban kita??? Penolong kita, pemberi jodoh, atau siapa??? Seringkali yang dipikirkan hanyalah kepentingan diri sendiri. Dalam 1 Kor 15:19 dikatakan bahwa kita adalah orang yang paling malang bila kita hanya mengenal-Nya sebagai penolong dalam hidup saat ini. Seberapa utuh kita mengenal Tuhan kita??? Firman Tuhan tidak memberi tahu kapan Tuhan akan datang kedua kali, kapan hidup kita akan berakhir. Dengan tidak mengetahui saatnya kita perlu untuk senantiasa berjaga-jaga menyongsong kedatangan-Nya. Pada waktu kedatangan-Nya yang kedua kali Dia akan datang sebagai Hakim. Tuhan Yesus sudah datang pertama kali, dan kita menanti kedatangan-Nya yang kedua, ada tugas yang menanti kita; dan ketika dia datang kedua kali Dia akan datang menghakimi kita semua. Amin!!!

(Ringkasan khotbah ini sudah diperiksa oleh Pengkhotbah-KK)

GOD be praised!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar