Rabu, 20 Mei 2009

Paskah 2009

Pdt Rudy Pranoto
12 April 2009
Yohanes 20:1-18; Lukas 24:1-12

Pada peristiwa Paskah, ketika malaikat telah menggulingkan batu dan mayat Yesus tiba-tiba tidak ada lagi, maka semuanya telah berubah. Paskah berarti semuanya telah berubah. Hidup ini bukanlah hidup yang menjanjikan segala macam kenikmatan, namun karena Kristus sudah bangkit maka kita berani melangkah kedepan. Jika Kristus tidak bangkit sia-sialah iman kita (1 Kor 15:14). Saya teringat ketika anak saya masih kecil, dia pernah sakit parah pada pencernaannya, dia mengalami salit yang begitu menyiksa selama 3.5 tahun, dia selalu kesakitan, hal itu membuat kami putus asa. Pada suatu hari Paskah, Tuhan menyembuhkan dia, namun hal ini adalah pengalaman yang bukanlah ukuran kebenaran. Tuhan itu tidak bisa kita bakukan dalam suatu sistem atau rumusan tertentu. Namun memang seharusnya semua hal berubah ketika Paskah.

Dalam Yoh 20:11-18, Maria Magdalena adalah orang pertama yang diberikan hak istimewa untuk pertama kali mendengar berita kebangkitan Yesus. Hal itu adalah anugerah; pelayanan adalah anugerah Tuhan, bukan kita yang berkontribusi, namun kita bersyukur karena diberikan hak untuk melayani Tuhan. Maria bukanlah orang yang penting, dia hanya seorang perempuan - yang mana pada waktu itu kurang dihargai dibandingkan laki-laki. Namun Tuhan tidak memilih Petrus,Yakobus, ataupun Yohanes, murid-murid terdekat Tuhan Yesus; Tuhan justru memilih orang yang diremehkan kedudukannya. Kita meliaht hal tersebut sebagai kedaulatan Allah, dan anugerah yang besar.

Maria bukanlah orang yang diberi hak untuk sekedar menjadi saksi kebangkitan, namun dia bahkan juga diberi hak untuk menjadi saksi sengsara dan kematian Yesus. Dia adalah pengikut yang setia. Dia masih teringat akan kengerian peristiwa salib sehingga ketika malaikat menanyainya dia tidak sadar, dia tidak mengerti bahwa Yesus telah bangkit, bahkan ketika Yesus sendiri menanyainya dia masih tidak sadar. Sering kali ketika kita dalam kondisi yang begitu susah, kita gagal dalam melihat karya Allah dalam hidup kita.

Pada pertanyaan yang kedua, Yesus bertanya “siapa” yang kamu cari. Pada pertanyaan kedua sudah ada indikasi kebangkitan yaitu bahwa “siapa” yang dicari. “Siapa” sudah mengidikasikan bahwa yang dicari adalah manusia yang hidup. Kita berurusan dengan satu pribadi yang hidup. Maria berorientasi kepada”apa” yaitu mayat Yesus; kita seringkali juga hanya berorientasi kepada “apa” (pemberian) bukan “Siapa” (Pribadi/Pemberi).

Pertanyaan Yesus ditanggapi dengan yang lain. Dia menganggap Yesus sebagai tukang kebun, dan dia masih mencari “mayat” Yesus dan Yesus menjawabnya dengan memanggil namanya: “Maria”. Sapaan ini mengingatkan kita bahwa Dia adalah Gembala yang baik, Tuhan memanggil kita per pribadi. Ketika Tuhan Yesus memanggilnya, dia langsung teringat akan suara Tuhan dan langsung mengerti. Tuhan memanggil kita secara pribadi agar kita percaya akan fakta kebangkitan yang objektif ini. Ada orang yang berkata bahwa Yesus sebenarnya tidak dibangkitkan, namun diraibkan, Dia digantikan oleh Yudas. Hal ini sangat tidaklah mungkin, dari mulut Yudas yang jahat tidak mungkin mengeluarkan kalimat pengampunan. Dalam kalimat pengampunan Yesus, Dia menutupi orang yang di doa-Nya. “Bapa ampunilah mereka, karena mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat”, doa ini menunjukkan bahwa Dia menutupi ( cover) orang yang berdosa, hal ini tidak mungkin dilakukan oleh Yudas.

Kebenaran bersifat Pribadi. Berita kebangkitan berhubungan dengan pribadi. Luther menyatakan bahwa dia tidak mau memikirkan kebangkitan yang tidak berhubungan dengan dirinya. Kebangkitan bukan sekedar berita objektif, namun juga bersifat pribadi bagi kita.
Dalam sukacita yang besar, Maria ingin menahan (hold) Yesus Kristus. Namun Tuhan Yesus menyatakan bahwa Dia harus pergi kepada Bapa-nya dan juga Bapa setiap orang percaya. Kalimat ini juga pernah diucapkan oleh Rut ketika dia mau terus mengikut Naomi :”...Allahmulah Allahku...” (Rut 1:16), hal ini menunjukkan bahwa Rut yang adalah orang non Israel juga telah percaya kepada Allah yang sejati; dalam Matius 1:5 bahkan nama Rut masuk dalam silsilah Yesus Kristus meskipun dia adalah orang kafir. Allah adalah Bapa dari Tuhan Yesus dan Bapa setiap orang percaya juga. Pada bagian Injil yang lain, kita melihat ketidak percayaan para murid. Ketika kita memberitakan Injil, kita sering kali ditolak, hal ini bukan hal yang aneh. Para murid pun pada awalnya sangat sulit untuk percaya. Thomas yang paling sulit untuk percaya. Dia pernah meminta untuk ditunjukkan jalan kepada Bapa, sebuah pertanyaan yang berfokus pada proses bukan sekedar pada tujuan, dan Yesus menjawabnya bahwa Yesuslah jalan. Namun dalam hidupnya yang fluktuatif (mengalami gejolak naik turun) itu Thomas yang paling sulit untuk percaya akan berita kebangkitan Yesus. Namun akhirnya dia sadar bahwaYesus benar-benar telah bangkit, dan dia berkata : “ya Tuhanku, dan Allahku”. Setelah peristiwa kebangkitan kita melihat bahwa murid-murid yang tidak percaya menjadi rasul yang dengan berani terus melayani Tuhan, memberitakan Injil. Menurut tradisi Thomas pergi memberitakan Injil hingga ke India, Petrus menjadi martir dengan disalibkan secara terbalik karena dia merasa tidak layak disalibkan sepeti Tuhan Yesus.
Paskah semestinya memberikan sebuah perubahan yang besar bagi kita. Bagaimana kuasa Paskah ini dalam diri kita??? Polycarpus memilih untuk dibakar ketimbang menyangkali Tuhannya, Jan Hus mengalami ketakutan dalam menghadapi kematian, ketika dia akan dibakar. Pada malam harinya dia menaruh tangannya pada lilin dan dia sangat ketakutan karena rasa panas yang begitu menyakitkan. Namun ketika hari eksekusi esoknya, dia menuju tempat pembakaran tersebut dengan begitu tenang. Bahkan ketika kita harus mati dibakar kita harus mengerti bahwa hal tersebut adalah anugerah Allah. Berita Paskah, harus merubah diri kita untuk menjadi orang yang menyenangkan Tuhan.

(Ringkasan khotbah ini sudah diperiksa oleh pengkhotbah - KK)
GOD be Praised!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar